Seperti pada
elips dan hiperbola, banyak sekali aplikasi parabola yang bertumpu pada
definisi analitisnya daripada bentuk aljabarnya. Aplikasi-aplikasi tersebut,
misalkan pembangunan teleskop radio dan perusahaan lampu senter, menggunakan
definisi analitis parabola dalam penentuan lokasi fokus dari parabola tersebut.
Berikut ini definisi analitis dari suatu parabola.
Definisi Parabola
Diberikan
suatu titik tertentu f dan garis tertentu D dalam bidang, suatu parabola adalah
himpunan semua titik (x, y) sedemikian sehingga jarak antara f dan (x, y) sama
dengan jarak antara D dan (x, y). Titik f disebut sebagai fokus parabola dan
garis D disebut sebagai direktriks.
Persamaan umum dari suatu parabola dapat diperoleh dengan
mengkombinasikan definisi di atas dan rumus jarak. Dengan tidak mengurangi
keumuman, kita dapat menganggap parabola yang ditunjukkan pada gambar di atas
memiliki titik puncak di (0, 0) dan memiliki titik fokus di (0, p).
Seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah, parabola yang dimaksud memiliki
direktriks dengan persamaan y = –p , sehingga
semua titik pada D dapat dituliskan sebagai (x,
–p).
Dengan menggunakan rumus jarak dan menerapkan definisi
bahwa d1 = d2, kita mendapatkan,
Persamaan
terakhir di atas disebut persamaan bentuk fokus-direktriks dari suatu
parabola vertikal dengan titik puncak di (0, 0). Jika parabola di atas diputar
sehingga terbuka ke kanan, maka kita akan mendapatkan suatu parabola horizontal
dengan titik puncak di (0, 0), dan persamaannya adalah y² = 4px.
Persamaan Parabola dalam
Bentuk Fokus-Direktriks
Suatu parabola vertikal memiliki persamaan dalam bentuk fokus-direktriks: x² = 4py, yang memiliki fokus di (0, p) dan dengan direktriks: y = –p. Jika p > 0, parabola tersebut akan terbuka ke atas. Jika p < 0, parabola tersebut akan terbuka ke bawah.
Suatu parabola horizontal memiliki persamaan dalam bentuk fokus-direktriks: y² = 4px, yang memiliki fokus di (p, 0) dan dengan direktriks: x = –p. Jika p > 0, parabola tersebut akan terbuka ke kanan. Jika p < 0, parabola tersebut akan terbuka ke kiri.
Untuk lebih memahami mengenai
persamaan suatu parabola dalam bentuk fokus-direktriks, perhatikan contoh
berikut.
Contoh 1: Menentukan
Fokus dan Direktriks dari suatu Parabola
Tentukan titik puncak, fokus,
dan direktris dari parabola yang didefinisikan oleh persamaan x² = –12y.
Kemudian gambarkan grafiknya, disertai dengan fokus dan direktrisnya.
Pembahasan
Karena hanya
suku-x yang dikuadratkan dan tidak ada pergeseran yang diterapkan,
maka parabola tersebut merupakan parabola vertikal dengan titik puncak di (0,
0). Dengan membandingkan persamaan yang diberikan dengan persamaan umum
parabola bentuk fokus-direktriks kita dapat menentukan nilai p:
Karena p
= –3 (p < 0), maka parabola tersebut terbuka ke bawah, dengan titik
fokus di (0, –3) dan direktriksnya y = 3. Untuk menggambar grafiknya,
kita perlu beberapa titik tambahan yang dilalui oleh parabola tersebut. Karena
36 = 6² dapat dibagi oleh 12, maka kita dapat mensubstitusikan x = 6
dan x = –6, dan menghasilkan titik-titik (6, –3) dan (–6, –3).
Sehingga grafik dari parabola tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari grafik
di atas, kita dapat mengetahui bahwa garis x = 0 merupakan sumbu
simetri dari grafik parabola yang diberikan.Sebagai titik-titik alternatif
dalam menggambar grafik parabola, kita dapat menggunakan apa yang disebut tali
busur fokus dari parabola. Serupa dengan elips dan hiperbola, tali
busur fokus adalah ruas garis yang melalui fokus, sejajar dengan direktriks,
dan titik-titik ujungnya terletak pada grafik. Dengan menggunakan definisi dari
parabola, jarak horizontal dari f ke (x, y) adalah 2p.
Karena d1 = d2, maka ruas garis yang
sejajar dengan direktriks dari fokus ke grafik memiliki panjang |2p|,
dan panjang tali busur fokus dari sembarang parabola adalah |4p|.
Dan akhirnya, jika titik puncak
dari suatu parabola vertikal digeser ke (h, k), maka persamaan dari parabola
tersebut akan menjadi (x ± h)2 = 4p(y ± k). Seperti pada keluarga irisan
kerucut lainnya, pergeseran vertikal dan horizontalnya berlawanan dengan
tandanya (positif atau negatif).
Contoh 2: Menentukan Fokus dan Direktriks dari
suatu Parabola
Tentukan titik puncak, fokus, dan direktriks dari persamaan
parabola yang diberikan, kemudian gambarkan grafiknya, disertai dengan fokus
dan direktriksnya: x² – 6x + 12y – 15 = 0.
Pembahasan
Karena hanya suku-x yang
dikuadratkan, maka grafik dari persamaan tersebut berbentuk parabola vertikal.
Untuk menentukan kecekungan, titik puncak, fokus, dan direktriks, kita terlebih
dulu melengkapkan kuadrat dalam x dan membandingkannya dengan
persamaan bentuk fokus-direktriks dengan pergeseran.
Dari
persamaan yang dihasilkan, kita dapat melihat bahwa grafiknya merupakan suatu
parabola yang digeser ke kanan sejauh 3 satuan dan ke atas sejauh 2 satuan.
Oleh karena itu, semua unsur dari parabola tersebut juga akan bergeser.
Karena kita mendapatkan 4p = –12, maka p = –3 (p < 0) dan
parabola tersebut terbuka ke bawah. Jika parabola tersebut berada pada posisi
biasa, maka titik puncaknya akan di (0, 0), fokusnya di (0, –3), dan
direktriksnya y = 3. Karena parabola tersebut bergeser ke kanan sejauh
3 satuan dan ke atas sejauh 2 satuan, maka kita harus menambahkan nilai x
dengan 3 dan nilai y dengan 2 dari semua unsur parabola tersebut. Sehingga
titik puncaknya akan berada di (0 + 3, 0 + 2) = (3, 2), fokusnya pada (0 + 3,
–3 + 2) = (3, –1), dan direktriksnya adalah y = 3 + 2 = 5. Dan
akhirnya, jarak horizontal antara fokus dan grafik adalah |2p| = 6
satuan (karena |4p| = 12), sehingga memberikan titik-titik tambahan
yang dilalui grafik, yaitu (–3, –1) dan (9, –1).
Dalam banyak kasus, kita perlu untuk menentukan persamaan
dari parabola ketika hanya beberapa informasi yang diketahui, seperti yang
dicontohkan oleh contoh 3 berikut.
Contoh 3: Menentukan Persamaan dari suatu Parabola
Tentukan persamaan dari parabola yang memiliki titik puncak
(4, 4) dan fokus (4, 1). Kemudian gambarkan grafiknya dengan menggunakan
persamaan dan tali busur fokusnya.
Pembahasan
Karena titik
puncak dan fokusnya terletak pada garis vertikal, maka parabola yang dimaksud
merupakan suatu parabola vertikal yang memiliki persamaan umum (x ± h)²
= 4p(y ± k). Jarak p dari fokus ke titik
pusat adalah 3 satuan, dan karena fokus berada di bawah titik puncak, maka
grafiknya terbuka ke bawah dan p = –3. Dengan menggunakan tali busur
fokus, jarak horizontal dari fokus ke grafik adalah |2p| = |2(–3)| =
6, memberikan titik-titik (–2, 1) dan (10, 1). Titik puncaknya digeser 4 satuan
ke kanan dan 4 satuan ke atas dari (0, 0), sehingga diperoleh h = 4
dan k = 4. Sehingga persamaan dari parabola tersebut adalah (x
– 4)² = –12(y – 4), dengan direktriks y = 7. Grafik dari
parabola tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Perhatikan bahwa grafik parabola
di atas memiliki sumbu simetri di garis x = 4.
Semoga bermanfaat.
Kamis 24 Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar